Respon tanaman padi terhadap multiple stress

Ethylene functions as a suppressor of volatile production in rice.

Kadis Mujiono1,2, Tilisa Tohi1, Islam S. Sobhy,3 Yuko Hojo1, Nhan Thanh Ho1,4, Tomonori Shinya1, and Ivan Galis 1

1) Institute of Plant Science and Resources, Okayama University, Kurashiki 710-0046, Japan

2) Faculty of Agriculture, Mulawarman University, Samarinda 75119, Indonesia

3) Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Suez

4) Cuu Long Delta Rice Research Institute, Can Tho, Vietnam

Journal of Experimental Botany, 71 (20), 6491-6511 [2020]

doi:10.1093/jxb/eraa341

Cekaman biotik dan abiotik dapat terjadi pada tanaman pada waktu yang bersamaan. Adanya abiotic stress seringkali membuat tanaman menurun tingkat ketahanannya terhadap hama dan penyakit.  Banjir menjadi salah satu faktor abiotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi, sekaligus mempengaruhi ketahanannya terhadap serangan hama, khususnya serangga lepidoptera.  Hasil analisis metabolomic menunjukkan bahwa, banjir atau genangan dalam waktu 24 jam, dapat memicu aktivasi gen yang berasosiasi dengan ethylene (ET) signaling pathway. ET merupakan hormone pemicu terjadinya elongasi pada batang padi. Dilain fihak, peningkatan biosintesis ET telah menurunkan aktifitas gen yang terkait dengan Jasmonic acid (JA) signaling pathway, sehingga tanaman padi tidak dapat memproduksi senyawa volatile linalool, (Z)-3- hexenol, dan methyl salicylate yang secara ekologis berfungsi sebagai attractant terhadap musuh alami hama padi. Baca selengkapnya di doi:10.1093/jxb/eraa341|KM_2021|