STUDIUM GENERALE

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman menyelenggarakan Kuliah Umum (Studium Generale) bertema “Perlindungan Tanaman dalam Mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan” pada hari Jum’at (29/04/2025) secara daring melalui Zoom dan luring di Gedung Bundar Dr. Rahmat Hernadi.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber utama, yaitu:
– Prof. Ir. Sopialena, M.P., Ph.D. (Guru Besar Bidang Ilmu Pengendalian Hayati Terhadap Penyakit Tumbuhan FAPERTA UNMUL),
– Wiwik Kustiwi, S.P. (POPT Ahli Muda – UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim),
– Dr. Budi Tjahyono (Head of R&D Sinarmas Forestry).

Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. sc. agr. Nurhasanah, S.P., M.Si. selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik FAPERTA UNMUL. Beliau menyampaikan dukungan terhadap penyelenggaraan kuliah umum ini serta harapan agar kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan secara rutin. Kegiatan diikuti oleh 121 mahasiswa/i Program Studi Agroekoteknologi beserta civitas akademika Fakultas Pertanian UNMUL.

Sesi penyampaian materi dipandu oleh Bapak Rosfiansyah, S.P., M.Si., Ph.D. selaku moderator.
– Materi pertama disampaikan oleh Prof. Sopialena mengenai Pengendalian Terpadu Hama dan Penyakit Tumbuhan (PT-HPT). Beliau menjelaskan praktik pengendalian di Indonesia yang meliputi land management, tilling soil, weed management, habitat

– Materi kedua dibawakan oleh Ibu Wiwik Kustiwi, S.P. tentang “Penerapan APH di Pertanaman dalam Penyediaan Pangan Sehat Berkelanjutan”. Beliau menekankan pentingnya pemantauan rutin OPT dengan berbagai metode seperti swiping, fall trap, pan trap, likat kuning, dan spora trap.

– Materi ketiga disampaikan oleh Dr. Budi Tjahyono dengan topik “Resiko Hama, Penyakit di Hutan Tanaman”. Beliau memaparkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang meliputi eksklusi, eradikasi, proteksi, resistensi, serta integrasi metode fisik, kimia, hayati, budidaya, dan peraturan.

Pada sesi diskusi, beberapa pertanyaan diajukan oleh mahasiswa:
1. Dede Sahputra menanyakan cara tepat mengatasi hama wereng tanpa penggunaan kimia langsung. Menurut Ibu Wiwik, hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan agen hayati sejak dini, menerapkan metode spot stop, serta penggunaan bahan kimia dengan dosis tepat bila serangan sudah terjadi.
2. Adriansyah menanyakan tentang pengembangan varietas baru yang tahan hama/penyakit di lingkungan berubah. Prof. Sopialena menjelaskan bahwa hal ini dapat dilakukan melalui pemuliaan tanaman (persilangan varietas, induksi mutasi, kultur jaringan/in vitro, rekayasa genetika), serta penggunaan agen hayati/jamur endofit dan POC (urin sapi) yang terbukti mempercepat panen sekaligus meningkatkan ketahanan.
3. Cristiani menanyakan kemudahan penerapan agens hayati (Trichoderma, Bacillus) oleh petani. Prof. Sopialena menegaskan bahwa hal ini dapat dilakukan melalui sekolah tani dan klinik tanaman, dengan perbanyakan sederhana sesuai SOP, dosis penggunaan kecil, serta persiapan sejak sebelum musim tanam.
4. Pak Rosfiansyah menanyakan mekanisme bakteri endofit terhadap Ralstonia. Dr. Budi menjelaskan bahwa bakteri endofit mampu meningkatkan ketahanan tanaman dan menghasilkan toksin pembunuh Ralstonia. Prof. Sopialena menambahkan bahwa pada tanaman tomat, bakteri endofit dapat digunakan dengan cara mengisolasi mikrobia dari tanaman sehat untuk melawan patogen.

Kegiatan kuliah umum ini ditutup dengan kesimpulan bahwa pencegahan lebih baik daripada pengobatan, serta penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) menjadi solusi yang efektif, ekonomis, dan ramah lingkungan dalam mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan.